Biro Psikologi, Konsultan Manajemen SDM, Lembaga Psikologi Terapan, Biro Psikologi Solo, Konsultasi Psikologi, Biro Konsultasi Jasa Psikologi, Lembaga Psikologi Terapan Citra Indonesia, Biro Psikologi Terapan, Cindo Consulting, Biro Psikologi Indonesia, 

  • HOTLINE NUMBER: 0271 - 716096
  • OPENING HOURS: 08:00AM-17:00PM
  • EMAIL US: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Kecerdasan Emosi dalam Pekerjaan
(0 votes)

Kecerdasan Emosi dalam Pekerjaan

Kecerdasan Emosi dalam Pekerjaan. Dunia kerja kelebihan orang- orang yang mempunyai kecerdasan tinggi dibandingkan orang lain tercermin dari beberapa fakta berikut ini: Pada posisi yang berhubungan dengan banyak orang, lebih sukses bekerja. Terutama karena lebih berempati, komunikatif, lebih tinggi rasa humornya, dan lebih peka akan kebutuhan orang lain ; Para salesman, penyedia jasa, atau professional lainnya yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi nyatanya lebih disukai pelanggan, rekan sekerja dan atasannya.

Para salesman lebih bisa menyeimbangkan rasio dan emosi. Tidak terlalu sensitif dan emosional, namun juga tidak dingin dan terlalu rasional. Pendapatnya mereka dianggap selalu obyektif dan penuh pertimbangan; menanggung stress yang lebih kecil karena bisa dengan leluasa mengungkapkan perasaan, bukan memendamnya. Mampu memisahkan fakta dengan opini, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh gosip, namun berani untuk marah jika merasa benar; Berbekal kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal yang tinggi selalu lebih mudah menyesuaikan diri karena fleksibel dan mudah beradaptasi; saat orang lain menyerah, mereka tidak putus asa dan frustrasi, justru menjaga motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal guna meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja. Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovey & Mayer (1990) – pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman – merangkumnya menjadi lima aspek berikut ini : a. kesadaran diri (self awareness), b. mengelola emosi (managing emotions), c. memotivasi diri sendiri (motivating oneself), d. empati (emphaty) dan e. menjaga relasi (handling relationship). Seperti halnya Peter dan Salovey, pada mulanya Daniel Goleman pun menyebut 5 dimensi guna mengembangkan kecerdasan emosi yaitu a. Penyadaran Diri, b. Mengelola Emosi, c. Motivasi Diri, d. Empati dan e. Ketrampilan Sosial.

Dalam buku terbarunya yang membahas kompetensi EQ, “The emotionally Intelligent Workplace” Goleman menjelaskan bahwa perilaku EQ tidak bisa hanya dilihat dari sisi setiap kompetensi EQ melainkan harus dari satu dimensi atau setiap cluster-nya. Kemampuan penyadaran sosial (social awareness) misalnya tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata melainkan juga pada kemampuan untuk berorientasi pelayanan dan kesadaran akan organisasi. Dikatakannya pula ada kaitan antara dimensi EQ yang satu dengan lainnya. Jadi tidaklah mungkin memiliki ketrampilan sosial tanpa memiliki kesadaran diri, pengaturan diri maupun kesadaran sosial.

 

Sumber: http://www.duniapsikologi.com/

Read 965 times
Biro Psikologi dan Konsultan Manajemen SDM terkemuka dan terpercaya di Indonesia dengan menyediakan program dan solusi yang berkualitas tinggi, up to date serta aplikatif untuk masyarakat Indonesia
Cindo Consulting

Bottom Logo

 

Biro Psikologi dan Konsultan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) bergerak dalam jasa Layanan Psikologi dan Konsultan Manajeman SDM, menerima konsultan HRD, tes psikologi, konseling atau konsultasi psikologi, tes IQ, tes minat bakat dan karir, pelatihan / training dan pengembangan, outbound industri dan pendidikan serta service Human Resource Management (HRM)

Kontak Kami

Jl. Blewah Raya 2 No.11 Karangasem Solo - 57145

Phone & Fax
0271 - 716096

WhatsApp
0815 4839 2001